Menurut Nedra Kline Weinrech, Teknik pemasaran saat ini tidak lagi memfokus utamakan kepada keuntungan yang diperoleh dari penjualan tersebut, melainkan memfokuskan kepada apa yang konsumen butuhkan dan inginkan dari produk yang diproduksi oleh produsen. Itulah yang dinamakan dengan Pemasaran Sosial.
Pemasaran sosiasl untuk pertamakali dijadikan suatu disiplin pada tahun 1970 oleh Philip Kotler dan Gerald Zaltman. Mereka menyadari bahwa prinsip-prinsip pemasaran yang digunakan untuk menjual produk kepada konsumen dapat pula digunakan untuk menjual ide, sikap, dan prilaku. Kotler dan Andreasen mendefinisikan Pemasaran Sosial sebagai berikut; “berbeda dari daerah pemasaran yang lain, yang hanya menekankan pada tujuan pemasar dan organisasinya. Pemasaran Sosial berusaha untuk mempengaruhi prilaku social tidak untuk keuntungan pemasar, tapi untuk menguntungkan konsumen dan masyarakat umum”.
Seperti Pemasaran Komersil, Fokus utamanya adalah pada Konsumen. Yaitu lebih mempelajari apa yang konsumen butuhkan, daripada hanya membujuk mereka untuk membeli apa yang kita produksi. Pemasaran itu membicarakan tentang Konsumen, bukan produk. Proses perencanaan berfokus pada konsumen dengan perhitungan terhadap unsure-unsur “Marketing Mix”. Hal ini mengacu pada keputusan tentang 1) konsepsi Produk, 2) Harga, 3) distribusi (Place), dan 4) Promosi. Ini sering disebut sebagai "Empat Filosofi Pemsaran”.
1. Produk
Produk tidak hanya berupa barang fisik saja, namun juga berupa Jasa atau Pelayanan. Produk yang berupa barang fisik, sebagai contoh adalah Kondom. Sedangkan Produk dalam bentuk Jasa atau Pelayanan, seperti Fasilitas Umum.
2. Harga
Harga adalah apa yang harus konsumen lakukan untuk mendapatkan produk dari pemasaran social tersebut. Dalam pengaturan Harga, ada banyak masalah yang harus dipertimbangkan. Jika harga produk tersebut terlalu rendah, atau bahkan gratis, konsumen cenderung menganggap kualitasnya rendah. Namun, jika harga terlalu tinggi, konsumen mungkin tidak akan dapat memperolehnya.
3. Tempat
Tempat adalah cara konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Dalam bentuk yang “nyata”, tempat bias berupa gudang, atau Pasar. Namun juga produk bisa didapatkan tidak melalui tempat yang “nyata”, seperti melalui pembelian melalui Online Shop. Untuk produk yang berupa jasa, seperti kesehatan, produk bisa diproleh dari pelayanan Dokter melalui Rumah Sakit.
4. Promosi
Promosi adalah suatu bentuk integrasi antara iklan, hubungan masyarakat, promosi, advokasi media, penjualan personal, dan kendaraan hiburan, yang tujuannya untuk mengenalkan produk kepada konsumen.
Masyarakat itu sangat luas dan banyak jumlahnya, agar dapat sukses dalam Pemasaran, pemasaran tersebut haruslah tepat sasaran. Kita harus tau siapa konsumen yang kita tuju. Selain memperhatikan sasarannya, kita juga harus memperhatikan “Kemitraan”, atau rekan untuk bekerja sama. Mitra ini bisa berupa organisasi-organisasi tujuan yang serupa dengan kita. Karena dalam proses pemasaran social kita akan menghadapi banyak masalah dan kita tentu nya tidak dapat berdiri sendiri. Harus ada orang/organisasi lain yang membantu kita.
Selain kemitraan, ada pula “Kebijakan” yang harus kita perhatikan. Pemasaran Sosial mampu mempengaruhi atau memotivasi perubahan prilaku individu. Namun sulit untuk mempertahankanya dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan untuk mempertahankan perubahan prilaku tersebut. Kebijakan tersebut bisa dilakukan dengan Advokasi media.
Dan yang terakhir yang harus diperhatikan adalah “Purse Strings”. Karena Pemasaran Sosial berkembang dari dana yang disediakan oleh yayasan, sumbangan pemerintah, dan lain-lain, maka kita harus menjalin hubungan yang baik dengan penyedia dana tersebut. Karena dari merekalah kita mendapatkan uang untuk menjalankan program Pemasaran Sosial.
Sumber :
What is Social Marketing? by Nedra Kline Weinreich (Bahasa Inggris)
What is Social Marketing? by Nedra Kline Weinreich (Bahasa Indonesia)