Monday, December 3, 2012

Politik dan Media


A.    Pendahuluan

Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani. Yaitu, Polis yang berarti Kota atau Negara Kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi Polites yang berarti Warganegara, Politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, Politika yang berarti pemerintahan negara, dan Politikos yang berarti kewarganegaraan.
Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada.
Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaannegara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).

Pengertian Media
Secara Bahasa, Kata Mediaberasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar.  Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Pengertian Media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Hamidjojo dalam Latuheru (1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga dapat sampai ke penerima yang dituju.
Contoh-contoh Media antara Lain: Televisi, Radio, Film, Gambar yang di proyeksi, OHP, LCD, dan lain-lain.

B.     Peran Media Massa dalam Politik
Hubungan antara media dan politik adalah hubungan yang saling membutuhkan. Para pelaku politik membutuhkan media untuk mempublikasikan kebaikan partai politiknya atau bahkan menggunakannya sebagai tempat mengkampanyekan partai politiknya. Namun yang akan dibahas di sini adalah sejauh mana peran media turut andil dalam politik.
Media massa, baik cetak maupun elektronik, merupakan media informasi bagi masyarakat yang berguna sebagai sarana pemberi informasi kepada masyarakat, saat ini bukan hanya dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan informasi terkini tentang kejadian yang terjadi di masyarakat, namun juga digunakan sebagai sarana komunikasi politik.
Para Pelaku politik menggunakan Media Massa sebagai sarana untuk menyampaikan visi misi dari suatu partai politik atau para calon pemimpin yang sedang berkampanye. Para pelaku politik tersebut cenderung untuk menunjukkan citra yang baik dari partai politik atau individu pelaku politik.

Iklan Politik
            Iklan awalnya hadir dalam industri jasa dan bisnis, baik menyangkut penjualan barang dan jasa maupun penguatan opini dan image. Pada masa kini, iklan benar-benar menjadi daya tarik masyarakat Indonesia dan diperbincangkan dengan hangat terutama di masa-masa Pemilu 1999.
            Iklan politik memang bukanlah sesuatu yang baru. Iklan politik hadir dalam setiap lima tahun sekali ketika dilaksanakan pemilihan umum para wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. Hanya perbedaannya terletak pada iklan politik yang muncul selama kampanye Pemilu 1999 jauh lebih meriah. Kebebasan informasi yang ditandai dengan munculnya era Reformasi membuat bermacam-macam media, baik media cetak maupun media eletronik menjadi sarana efektif untuk berkampanye. Bahkan dikatakan Setiyono, jauh lebih efektif dibandingkan dengan pengerahan massa, meskipun model lama tersebut masih tetap digunakan selama kampanye Pemilu.
Iklan politik yang digunakan oleh pelaku politik dapat mempengaruhi pilihan calon pemilih karena calon pemilih dapat lebih banyak mengetahui visi misi dari calon wakil rakyat. Hal tersebut lebih menguntungkan para pelaku politik dibandingkan pada saat kampanye yang dilakukan hanya berupa pamflen dan baliho di pinggir jalan.

Pelaku Politik yang Memiliki Media Massa
            Hubungan antara politik dan media juga terlihat pada pemilik media yang memanfaatkan media massa yang dia miliki untuk mempromosikan partai politik, yang juga partai politik yang pemilik media tersebut miliki.
Ada beberapa pemimpin partai politik yang memiliki media massa swasta di Indonesia. Pemimpin Partai Politik tersebut salah satu nya adalah Surya Paloh. Surya Paloh adalah pemilik dari Media Group, yang juga adalah Ketua Umum Partai Nasional Demokrat. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi Partai Nasional Demokrat karena mereka dapat mengontrol berita yang disampaikan kepada public, apakah berita tersebut dapat menguntungkan bagi partai nya atau tidak.
Sebagian besar berita yang disajikan oleh Metro TV (stasiun Televisi milik Media Group) cenderung menunjukkan kekurangan dari pemerintah, baik itu kebijakan yang cenderung menyusahkan rakyat maupun kelemahan-kelemahan dari Presiden saat ini, yan notabene adalah lawan politik nya.
Berita-berita yang menunjukkan keburukan dari Presiden maupun lawan politik dari Surya Paloh atau Partai Nasional Demokrat tersebut dapat mempengaruhi penilaian publik terhadap kinerja dan kualitas kerja lawan politik nya. Dan pemberitaan yang menunjukkan kebaikkan dari partai Nasional Demokrat dapat memberikan penilaian yang baik terhadap public, dan tentu saja akan menguntungkannya.
Hal tersebut akan berdampak pada saat Partai Nasional Demokrat terjun dalam pemilihan umum. Pemilih yang menjadi pemirsa dari Metro TV akan cenderung memilih calon dari Partai Nasional Demokrat karena pemilih tersebut telah disuguhi berita-berita yang dapat mempengaruhi pilihannya menjadi memilih Partai Nasional Demokrat (meskipun hal tersebut belum bisa dipastikan).

C.    Kesimpulan
Hubungan antara media dan politik sangat terlihat pada saat ini melalui media massa cetak maupun elektronik. Hubungan yang paling jelas terlihat adalah pada saat menjelang pemilu, iklan politik memenuhi media massa cetak maupun elektronik. Hampir di seluruh stasiun televisi, iklan politik ditayangkan di antara iklan-iklan produk barang atau jasa sehari-hari. Kampanye dengan menggunakan iklan politik di media massa, terutama televisi, dapat lebih menguntungkan para calon wakil rakyat dibandingkan kampanye dengan menggunakan pamphlet dan baliho yang disebar di pinggir jalan, karena calon pemilih dapat mengetahui lebih banyak tentang visi misi dari para calon wakil rakyat.
Hubungan antara media dan politik juga terlihat pada pemilik media massa yang memanfaatkan media massa nya untuk mempromosikan partai politik miliknya. Cara mempromosikan partai politik tersebut bukan hanya dengan iklan politik, namun juga memanfaatkan pemberitaan yang ada di dalam media massa tersebut. Pemberitaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan memberikan berita tentang keburukan dari lawan politik nya, dan memberikan berita yang berisi kebaikan dari partai politiknya.

Daftar Pustaka

Danial, Akhmad. 2009. Iklan Politik Televisi: Moderenisasi Kampanye Politik Pasca Orde baru. Yogyakarta: LKiS.
Canggara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap berita-berita politik. Jakarta: Granit.
Aminah, Siti. Politik media, Demokrasi Dan Media politik, (online), (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/POLITIK%20MEDIA,%20%20DEMOKRASI.pdf , diakses sejak 8 November 2012)
Carapedia. 2012. Pengertian dan Definisi Politik Menurut Para Ahli, (online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_politik_menurut_para_ahli_info483.html, diakses sejak 8 November 2012)