Gerakan musim semi Arab menelan korban sejumlah presiden di negara Arab. Ada yang tewas dibunuh, kabur ke luar negeri, atau terus dirongrong masalah. Inilah 5 presiden negara Arab korban reformasi.
Zine El-Abidine Ben Ali, Tunisia
Arab Spring atau gelombang reformasi dunia Arab bermula dari Tunisia. Presiden Ben Ali yang berkuasan selama 23 tahun tumbang, ia dan keluarganya kabur ke Arab Saudi, negara yang melindunginya, dengan menggondol harta kekayaan negara yang mereka jarah sejumlah ratusan juta US Dollar.
Hosny Mubarak, Mesir
Musim semi Arab merambat ke Mesir. Ratusan ribu warga menggelar aksi protes di lapangan Tahrir di Kairo. Mubarak yang berkuasa lebih 3 dekade tumbang, bahkan harus tampil di pengadilan di dalam kerangkeng. Jenderal Abdel Fattah al Sisi, yang kemudian mengambil alih kekuasaan membebaskan Mubarak. Tapi ia tidak boleh bepergian keluar negeri.
Muammar al Gaddafi, Libya
Penguasa Libya yang menjuluki dirinya sebagai “Raja Arab” ini tidak semujur rekannya. Kolonel Al Gaddafi yang berkuasa 40 tahun terpaksa kabur dari istananya di Tripoli, dan terbunuh di kota kelahirannya Sirte. Jasadnya bahkan dipertontonkan kepada umum di sebuah gudang pembekuan daging hewan di kota Misrata.
Ali Abdullah Saleh, Yaman
Berkuasa lebih 40 tahun di Sanaa, dengan gaya kepemimpinan yang ia sebut “menari di atas kepala ular berbisa”, Saleh tumbang dihempas musim semi Arab pada 2011. Ia kemudian bergabung dengan pemberontak Syiah Huthi pada 2014. Beberapa hari lalu, Saleh umumkan pindah kubu, membela aliansi Arab Saudi. Ia dikabarkan dibunuh kaum Huthi yang merasa dikhianati.
Bashar Al Assad, Suriah
Al Assad masih bertahan sebagai presiden di Damaskus. Namun kekuasaannya sejak 2011 terus dirongrong kelompok yang namakan diri oposisi, yang sejatinya grup radikal seperti Front al Nusra, Al Qaida dan ISIS. Didukung Rusia, ia bisa bertahan, walau lebih separuh negaranya hancur akibat perang dengan sejumlah kelompok pemberontak yang didukung Arab Saudi dan AS. Ed.: as/ml (dari berbagai sumber)
http://www.dw.com/id/para-presiden-yang-dihempas-reformasi-arab/g-41654332