Wednesday, February 28, 2018

Aku Tak Akan


Tuhan …
Aku tak akan memohon padaMu.
Karena sesungguhnya Engkau telah tahu
segala kebutuhan dan keinginanku.
Kalau aku masih tetap memohon padaMu
berarti aku tak meyakini Kemaha-tahuan dan Kasih sayangMu.

Tuhan …
Aku tak akan berbuat sesuatu untukMu.
Karena sesungguhnya Engkau tak membutuhkan apapun
dari mahluk ciptaanMu.
Kalau aku masih tetap berbuat sesuatu untukMu
berarti aku masih pamrih dan menyangsikan KebesaranMu.

Tuhan ….
Aku tak akan takut berbuat apapun.
Karena sesungguhnya Engkau tahu niat baik
seluruh perbuatan hambaMu.
Kalaupun yang kuperbuat ternyata keliru
aku sangat meyakini akan Kemaha BijaksanaanMu.

Tuhan …
Aku tak akan mengadu kepadaMu
tentang kegaduhan bangsa ini.
Karena sesungguhnya Engkaulah yang mengatur segalanya.
Kalau aku masih merisaukannya
berarti aku menyangsikan keberadaanMu.

Tuhan …
Aku ingin bisa menjalani kehidupan ini
sesuai petunjuk dan kehendakMu
tanpa mengharapkan sesuatu apapun
selain cinta Mu.

Read More

Monday, February 26, 2018

Manusia diciptakan dari bumi, hidup dibumi, dan bangkit dari bumi


1
Qur’an Surat 20 :  ayat   55
55. dari bumi (tanah) Itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,

2
Qur’an Surat 7 : ayat  25
25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.

3
Qur’an Surat 71:  ayat  17 – 18
17. dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
18. kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.

4
Qur’an Surat 79: ayat  6 – 14
6. pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam,
7. tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan)
8. hati manusia pada waktu itu sangat takut,
9. pandangannya tunduk.
10. (orang-orang kafir) berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula[355]?
11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila Kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?"
12. mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan
13. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja,
14. Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.

5
Qur’an Surat 6: ayat  2
2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

6
Qur’an Surat 30: ayat  27
27. dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

7
Qur’an Surat 29: ayat  20
20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[356]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

8
Qur’an Surat 77: ayat  25 – 27
25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul,
26. orang-orang hidup dan orang-orang mati [357]?
27. dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[355] Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian itu.
[356] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat
[357] Maksudnya: bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Read More

Khutbah Imam Katolik Yang Menggemparkan

Seorang Imam Besar Katolik Ortodoks, Dmitri Smirnov, menyampaikan sebuah khutbah gereja yang menggemparkan di depan ratusan jemaatnya.
Dia mengatakan masa depan Rusia akan menjadi milik pemeluk Islam. Berikut ini ceramahnya kepada jemaatnya sebagaimana Muslimina beritakan:
Kalian lihat, ketika umat Islam merayakan hari besar keagamaannya, tidak satu pun orang yang berani melewati mereka, karena di seluruh dunia di masjid-masjid dan jalan-jalan kota di padati jutaan ribu umat Islam yang sedang bersujud kepada Tuhannya.
Saksikanlah, barisan jutaan umat manusia yang beribadah dengan sangat teratur dan mengikuti shaf mereka masing-masing, dan hal itu tidak perlu diajarkan. Mereka berbaris dengan tertib tanpa harus di perintah.
Lalu dimana kalian bisa melihat pemeluk Kristen seluruh dunia, bisa beribadah bersama? Dan hal itu tidak ada dalam Kristen, kalian tidak akan pernah melihatnya.
Lihatlah mereka, orang Muslim kerap membantu dengan sukarela tanpa berharap imbalan, tapi pemeluk Kristen malah sebaliknya.
Kalian tanyakan pada wanita tua itu (sambil menunjuk wanita yang lumpuh yang berada di gerejanya). Menurut wanita tua itu, seorang pengemudi Muslim sering menyediakan jasa transportasinya untuk mngantarnya ke gereja di Moskow.
Dan setiap wanita tua itu ingin memberinya upah, tapi pengemudi Muslim selalu menolaknya dengan alasan bahwa Islam melarang mengambil upah pada wanita lansia, jompo, dhuafa dan anak-anak yatim di berbagai panti dan yayasan.
Dengarkanlah persaksiannya, padahal wanita tua itu bukan ibu atau kerabatnya, tapi pengemudi Muslim mengatakan dalam Islam wajib menghormati orang yang lebih tua, apalagi orang tua yang lemah dan tak berdaya tersebut.
Keikhlasan pribadi pengemudi Muslim tersebut tidak ada ditemukan dalam pemeluk Kristen yang mengajarkan kasih, tapi pengemudi Kristen bisa tanpa belas kasih meminta upah atas jasa transportasinya pada wanita tua itu. Dia mengatakan layak mendapat upah karena itu adalah profesinya sebagai jasa transportasinya.
Seorang Muslim justru lebih dekat dengan Sang Mesiah, tapi orang Kristen hanya ingin uang. Apakah kalian tidak merasakan?
Bagaimana dalam prosesi penebusan dosa, siapa saja harus membayar kepada pendetamu, entah itu miskin atau manula, wajib memaharkannya sebagai ritual pengampunan dosa.
Saksikan juga, seorang Muslim tidak tertarik untuk mngambil upah pada orang-orang lansia. Mereka begitu ikhlas dengan sukarela membawakan barang-barang serta belanjaan wanita tua itu. Sampai sang wanita tua itu hendak berdoa ke gereja, sang pengemudi Muslim setia antar jemput wanita tua itu.
Inilah kenapa saya mengatakan masa depan Rusia akan menjadi milik mayoritas pemeluk Islam dan negeri ini akan mnjadi milik Islam. Kalian lihat pribadi yang berbudi luhur dan santun, mampu membuat dunia tercengang, ternyata akhlak Muslim lebih mulia daripada jemaat Kristen.
Kalian mendengar bahwa Islam dituduhkan sebagai agama teroris, tapi itu hanya isu belaka yang pada kenyataannya umat Islam lebih mengedepankan tata krama serta kesopanan.
Walau mereka di fitnah sebagai teroris, tapi populasi jumlah mualaf di Eropa dan Rusia makin ramai berdatangan ke tempat ibadah orang Muslim untuk memeluk Islam, karena para mualaf tahu betul bahwa Islam tidak sekejam yang dunia tuduhkan.
Sekarang dan selamanya, masa depan Rusia akan menjadi milik umat Islam. Di masa depan adalah kembalinya kejayaan Islam. Lihat populasi Muslim di Rusia, telah berjumlah 23 juta dan pemeluk Kristen mngalami penurunan menjadi 18 juta, lalu sisa yang lainnya masih tetap komunis.
Ini sebuah fakta bahwa Islam sekarang menjadi agama terbesar di Rusia. Di utara bekas pecahan negara Uni Soviet mayoritas Muslim yaitu Republik Chechnya, Tarjikistan, Kajakhstan, Uzbeckistan dan Dagestan. Lalu umat Islam telah menjamah di kota-kota besar Rusia termasuk Moskow.
Imam Besar mengakhiri khutbahnya dan turun ke mimbarnya dengan mata yang berair, di mana para jemaatnya masih trpaku dan haru, tidak menyangka seorang Imam Besar Katolik bisa mengagungkan orang Muslim.
Sebagian jemaat ada yang menangis melihat cara ajaran Islam, ternyata berbudi luhur dan tidak layak di sebut “teroris”.
Subhanallah...
Semoga yang mengucapkan Aamiin di kolom komentar bisa mengambil hikmahnya, dan menjadi seorang mukmin sejati sampai akhir hayat dan di akhirat bisa bertemu Nabi Muhammad Saw di surga firdaus. Aamiin
Read More

Friday, February 23, 2018

Firmware Vivo Y55 / Y55L PD1613F

Read More

Thursday, February 22, 2018

Firmware Hisense F20 AE

Read More

Wednesday, February 21, 2018

Arah ke Cibubur dari Jateng

1.   Tol Cikampek KM. 10 :   Ambil lajur kiri arah Tol Lingkar Luar

2.   Stlh melewati Pintu Tol Cikunir 2 : Ambil Jati Asih / Jagorawi

3.   Tol Lingk. Luar KM.33 : Ambil Jagorawi / Cibubur

4.   Tol Jagorawi KM. 13 : Keluar

5.   Stlh melewati Mc.D : Cibubur / Cisalak (melingkar kiri)


6.    Stlh melewati  Taman Wiladatika: Arah Cisalak, Lurus 200m Pom Bensin. Seberangnya Gerbang KPAD


*********  ***********  *********



ARAH DARI CIBUBUR KE JATENG/BANDUNG

1.   Jagorawi KM.10: ambil kiri arah Tol Jakarta-Cikampek

2.   Stlh melewati gerbang tol Pasar Rebo : ambil lajur kanan, arah Bambu Apus / Tol Jakarta–Cikampek(masuk Tol Lingkar Luar)

3.   Tol Lingk Luar KM. 45: ambil lajur kiri arah Tol Lingk. Dalam / Jakarta-Cikampek

4.   Ambil lajur kanan, arah Tol Jakarta-Cikampek


5.   Melingkar ke kiri, lanjut Tol Jkt-Cikampek arah Jateng / Bandung
Read More

Grup Sinar Mas Kuasai 5 Juta Hektar Tanah, Komnas Ham Minta Negara Tarik

infodetik.com - Disaat pemerintah

infodetik.com - Disaat pemerintah sibuk menggusur tanah-tanah yang ditempati masyarakat miskin, ternyata pemerintah membiarkan jutaan hektar tanah milik negara dikuasai oleh pengusaha.

Hal ini diungkapkan oleh Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hafid Abbas. Dia menyebut ada perusahaan yang didirikan pengusaha keturunan Tionghoa memiliki tanah 5 juta hektar. Bagi Hafid, tak ada alasan bagi seorang pengusaha menguasai tanah seluas itu.

Untuk itu, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Hafid meminta pemerintah untuk merebut tanah-tanah milik negara yang dikuasai para pengusaha.

"Jadi 5 juta hektar tanah yang dimiliki satu orang itu boleh digusur, diambil sebagian oleh negara, dan dibagi ke kelompok miskin, yang sekarang ini Sinar Mas memiliki 5 juta hektar," kata Hafid saat diskusi mengenai kasus penggusuran DKI Jakarta, di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Berdasarkan laporan Bank Dunia pada 15 Desember 2015, Hafid menyebutkan, sebanyak 74 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh 0,2 persen penduduk. Termasuk penguasaan lahan 5 juta hektar oleh taipan yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya pertama di Indonesia.

Idealnya distribusi tanah mengikuti formula 1 juta untuk orang kaya, 2 juta untuk kelas menengah, dan 3 juta untuk masyarakat miskin.

Bagi Hafid, distribusi tanah yang terjadi saat ini menunjukkan negara telah dimiliki sekelompok kecil penduduk. Sementara orang miskin tidak memiliki celah untuk keluar dari kemiskinannya karena mereka tidak mempunyai tanah.

"Pengalaman di Afrika Selatan, 5 persen penduduk kulit putih menguasai 50 persen tanah, negaranya bubar. Kita 0,2 persen penduduk menguasai 74 persen tanah. Inilah satu distribusi lahan paling ekstrim di dunia," ujar Hafid.

Penguasaan lahan oleh kelompok kecil penduduk ini berimbas pada maraknya penggusuran di beberapa kota, termasuk di Jakarta.
Berdasarkan panduan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Hafid, negara harus menghindari penggusuran semaksimal mungkin karena tindakan itu merupakan pelanggaran HAM.

"Kalau pun dilakukan terpaksa sekali, atau sebagai alternatif terakhir," katanya.

Penggusuran dapat diterima jika memiliki landasan hukum dan ditujukan untuk penataan kembali atau redistribusi lahan untuk membantu masyarakat miskin. Negara harus menunjukkan keberpihakannya kepada yang miskin.

Dia menegaskan, penggusuran seharusnya betul-betul dimaksudkan untuk menguntungkan orang miskin, mereka yang menderita dan terisolasi.

"Boleh dilakukan penggusuran terhadap mereka yang memiliki tanah yang terlalu luas ini untuk dikasih ke orang miskin.

Dia menegaskan, penggusuran seharusnya betul-betul dimaksudkan untuk menguntungkan orang miskin, mereka yang menderita dan terisolasi.

"Boleh dilakukan penggusuran terhadap mereka yang memiliki tanah yang terlalu luas ini untuk dikasih ke orang miskin. Itu menurut panduan PBB, indah sekali," kata Hafid.*

Sumber : CNN
Read More

"Sipa bilang harta tidak dibawa mati??"

Haji Usman. Pemilik salah satu usaha batik dan olahan texstil terkemuka di Yogyakarta, memang dikenal atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina di matanya.

Inilah mungkin sosok nyata orang yg dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yg bersemangat mendatangi beliau.

“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa bisnis maju sukses, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan... Hingga seperti haji Usman, bersedeqah terasa ringan”.

“Wah", sahut Haji Usman tertawa, “Antum salah alamat!”

“Lho?”...

“Lha iya. Kalian datang pada orang yg salah.... Lha saya ini sangat sayang jg mencintai harta saya. Saya ini sangat mencintai Aset yg saya miliki ".

“Lho?”..

“Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, sampai-sampai saya tidak rela meninggalkan harta saya di dunia ini. akan saya bawa mati dikubur dengan harta bisnis saya.

Saya itu tidak mau berpisah dengan kekayaan saya.
Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu...
Titip pada Masjid,
Titip pada anak yatim,
Titip pada fakir miskin,
Titip pada madrasah,
Titip pada pejuang fii sabilillah.
Titip pada guru2 agama
Titip pada saudara dan karyawan yg dirawat sakit

Alhamdulillah ada yg berkenan mau dititipi, saya senang sekali.
Alhamdulillah ada yg sudi diamanati, saya bahagia sekali.
Insya Allah di akhirat nanti saya bisa ambil lagi, titipan saya

Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat di alam kubur dan di akhirat".
“Jadi..!” Siapa bilang harta tdk dibawa mati....?
Harta itu dibawa mati....!!! Caranya ? ...

JANGAN BAWA SENDIRI... Minta tolong dibawakan oleh anak Yatim, Fakir miskin, orang-orang yg berjuang di jalanNYA....dll... .dll


Karna anak dan keluarga sy cuma kasih kain kapan putih....
Semoga menjadi renungan kita
Read More

Friday, February 16, 2018

Firmware Oppo A71 (2018) Qualcomm CPH1801

Read More

Wednesday, February 14, 2018

Akar Permasalahan Bangsa

Berbagai permasalahan tengah melanda masyarakat bangsa ini, mulai dari bencana banjir, LGBT, genk motor, kriminalitas, predator anak, penggusuran, narkoba, korupsi, konflik horisontal hingga terorisme.  

Para pakar dan ahli telah banyak mengupas masalah itu dengan sudut pandang yang beragam.  Hemat penulis, berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa saat ini disebabkan oleh lima permasalahan yang menjadi akar pokok penyebab. 

Akar permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusi oleh segenap komponen bangsa, agar tidak merembet pada berbagai permasalahan lain yang akan semakin sulit diatasi.  
Kelima akar permasalahan itu adalah sistem demokrasi, kesenjangan sosial, pemberantasan korupsi, sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk. 

1. Demokrasi berjalan sangat liberal.

Demokrasi kita berjalan sangat liberal dan tidak terarah untuk kepentingan masyarakat luas.  Sistem pemilihan secara langsung oleh rakyat cenderung menghasilkan wakil rakyat (parlemen) dan pemimpin pemerintahan  yang terpilih karena popularitasnya, bukan kompetensi dan kridibilitasnya.  Hasilnya, para anggota parlemen lebih sibuk mengurus kepentingan partai dan pribadi daripada kepentingan masyarakat luas. Banyak undang-undang yang diperlukan, diperbaiki atau diganti tidak mendapatkan prioritas pembahasan dan perhatian yang serius. Parlemen bergerak hanya sekedarnya atau setelah ada desakan yang kuat dari masyarakat melalui unjuk rasa dan opini yang berkembang di media massa.

Selain itu, hanya sedikit Kepala Daerah yang benar-benar bekerja untuk rakyat dan memajukan daerahnya, selebihnya hanya memikirkan pribadi dan golongannya. Bahkan sudah demikian banyak Kepala Daerah yang tersangkut masalah hukum khususnya kasus korupsi. Menurut data ICW, sejak KPK didirikan tahun 2003 hingga saat ini sudah 392 Kepala Daerah (dari 549 Prov/Kab/Kodya) telah menjadi terpidana dan terdakwa kasus korupsi. 

2. Ketidakadilan dan kesenjangan sosial yang semakin tajam.

Pembagian hasil pembangunan tidak dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, tapi lebih banyak oleh sekelompok elit tertentu. Pembangunan infrastruktur lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah keatas, sementara masyarakat bawah sebagai penonton pembangunan. Akibatnya timbul ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Orang kaya semakin kaya, sementara orang miskin semakin sulit mendapatkan kehidupan yang layak.  Ketidakadilan dan kesenjangan sosial akan memicu terjadinya gejolak sosial dan konflik horizontal yang menjadi sumber kehancuran sebuah bangsa. 

Keadilan adalah kunci sukses sebuah negara-bangsa.  Ali bin Abi Thalib pernah berkata:  ”Dunia, kekuasaan, negara, bisa berdiri tegak dengan keadilan meskipun ma’a al-kufri (bersama orang kafir) dan negara itu akan hancur dengan kezaliman meskipun ma’a al-muslimin (bersama orang-orang muslimin)”. Dan Imam Al-Ghazali juga berkata: “Negara/kerajaan bisa bertahan langgeng meskipun dengan kekufuran, tapi tak bisa langgeng dengan kezaliman (ketidak adilan)

Ketimpangan kekayaan antara orang kaya dan miskin di Indonesia termasuk paling buruk di dunia. Bank Dunia mencatat, tingkat ketimpangan kesejahteraan hidup orang Indonesia semakin tinggi dalam 15 tahun terakhir. Laju tingkat ketimpangannya pun paling cepat di antara negara-negara di kawasan Asia Timur.  Melebarnya ketimpangan kesejahteraan tecermin dari terpusatnya akumulasi kekayaan pada minoritas penduduk Indonesia. Kondisi ini bisa menimbulkan dampak negatif berupa perlambatan pertumbuhan ekonomi dan potensi konflik sosial.

Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 10 persen orang kaya menguasai sekitar 77 persen dari seluruh kekayaan aset dan keuangan di negara ini. Kalau dipersempit lagi, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional .  Bisa dibayangkan,  segelintir (1 persen) orang terkaya di Indonesia menghimpun separuh total aset negara ini.

3. Pemberantasan Korupsi yang tidak serius

Kasus korupsi di negeri kita terus terjadi dan bahkan bertambah dari tahun ke tahun, seolah para pelaku tidak ada jeranya. Padahal korupsi bukan sekedar merugikan negara secara ekonomi, tetapi lebih parah lagi adalah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melihat kenyataan ini pemerintah dinilai tidak serius dalam memberantas korupsi. Meski memperkuat KPK, upaya itu dipandang tidak akan bisa optimal.

Sejauh ini KPK hanya berhasil menangkap tidak lebih dari 5 % pelaku korupsi, selebihnya dengan modus yang tidak dijangkau KPK mereka berhasil menikmati hasil korupsi. Buktinya, begitu banyak pejabat negara dan pegawai negeri kita yang mempunyai rekening gendut alias harta kekayaannya tidak sebanding dengan kemungkinan penghasilan dari jabatannya.

Kalau mau serius memberantas korupsi, semetinya negeri ini memberlakukan Asas Pembuktian Terbalik (Burden Shifting of Proof Principle) seperti yang telah dilakukan oleh Malaysia, Singapura dan Hongkong.  Sistem pembuktian terbalik dinilai sangat efektif mencegah korupsi, karena beban pembuktian tidak lagi berada pada aparat pengak hukum, tetapi beban pembuktian dibebankan kepada terlapor dalam hal ini para pejabat yang dilaporkan oleh masyarakat kepada aparat penegak hukum bahwa ia diduga telah melakukan tindak pidana korupsi.

Malaysia telah memberlakukan Sistem PembuktianTerbalik terhadap semua pejabat negara dan pegawai negeri yang dicurigai harta kekayaannya jauh melampoi kemungkinan penghasilan dari jabatannya.  Meski Lembaga Anti Rasuah (KPK Malaysia) tidak pernah terdengar melakukan OTT (operasi tangkap tangan) terhadap terduga korupsi, namun negeri ini terbilang sukses menekan kejahan korupsi.   Menurut survei Lembaga Transparency International (TI)  tingkat  indeks persepsi korupsi Malaysia naik ke peringkat 49, jauh lebih baik ketimbang Indonesia yang berada di peringkat 90 dunia.

4. Kesalahan Sistem Pendidikan

Hasil survei yang dilakukan oleh  United Nations Development Programme (UNDP) bahwa  Indeks Pembangunan Manusia  (IPM) Indonesia masuk kategori sangat rendah di dunia, berada di peringkat 113 dari 188 negara di dunia, dengan nilai sebesar 0,689.  IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan sebuah negara dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.  Ironis…, negara dengan sumber kekayaan alam melimpah didukung sumber daya manusia dengan intelektualitas tinggi namun kualitas hidup bangsanya begitu memprihatinkan. 

Menurut Munif Chatib, seorang praktisi pendidikan humanis, bahwa rendahnya kualitas hidup bangsa Indonesia disebabkan karena “kesalahan” sistem pendidikan kita.  Pola dan metode pendidikan yang tidak tepat, ditambah dengan kurikulum padat dan melelahkan menjadikan pelajar kita seperti robot. Kurikulum kita berorientasi pada kemampuan kognitif dan  mengabaikan kemampuan afektif maupun psikomotoris. Padahal negara2 maju telah menerapkan pola Multiple Intelligence (kecerdaan majemuk), yang lebih berorientasi pada aspek afektif dan psikomotoris. Salah satu contoh adalah Finlandia, sistem pendidikannya dinilai terbaik di dunia.

Sejak dari dulu (meskipun kurikulum sering berganti-ganti seiring dengan pergantian kebijakan menteri pendidikan), kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berorientasi pada aspek kognitif (kemampuan berfikir dan mengingat), dengan mengecilkan aspek afektif (sikap mental, moralitas, dan nilai), dan aspek psikomotoris (ketrampilan, karya, produktifitas, dsb).   Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan di negara-negara maju  yang titik berat kurikulumnya justru pada aspek afektif dan psikomotorik, bukan aspek kognitif.

Sistem pendidikan di Indonesia memaksa siswa belajar sesuai kurikulum yang begitu padat dan melelahkan,  sehingga menjadikan pelajar kita seperti robot. Padahal pelajar adalah manusia dengan potensi yang berbeda satu sama lain. Masing-masing mempunyai kelebihan di satu sisi, dan kekurangan di sisi yang lain.

Sejumlah materi pelajaran pada kurikulum SMP/SMA dinilai masih banyak yang tidak memberi manfaat dikemudian hari. Apalagi materi itu (matematika, fisika, kimia, biologi, dsb) cukup susah dan dianggap sebagai materi utama.  Apa tujuan dan manfaat belajar logaritma, integral, menghafal unsur kimia, dan nama sendi anatomi tubuh ?  90 persen lulusan pelajar kita merasa materi-materi tersebut tidak bermanfaat baginya, kecuali bagi sebagian kecil yang melanjutkan kuliah atau bekerja sesuai bidang yang spesifik.  

Penyusun kurikulum pendidikan kita terpaku pada Output(hasil keluaran), tetapi tidak memperhatikan Outcome (dampak jangka panjang berupa manfaat atau harapan yang diinginkan).  Anak didik kita tidak dibekali dengan ketrampilan yang memadai sehingga bisa berkarya dan produktif. Mereka kurang mendapat pembekalan nilai-nilai moralitas dan integritas. Maka tidak heran jika banyak pejabat kita yang korup.

5. Pertumbuhan Penduduk tak Terkendali.

Data dari BKKBN menunjukkan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) negeri kita masih tergolong tinggi mencapai 1,49% per tahun, yang berarti setiap tahunnya populasi penduduk Indonesia bertambah sekitar 4,5 juta (hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura). Padahal idealnya pertumbuhan penduduk kita 0,5 – 1,0 persen. Hal ini mengindikasikan pemerintah tidak mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk, yang berpotensi terjadi ledakan penduduk di masa mendatang.  Ledakan penduduk adalah salah satu ancaman paling serius bagi suatu bangsa.

Para ahli demografi mengemukakan bahwa peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap (1) berkurangnya lahan perumahan dan pertanian, (2) berkurangnya ketersediaan pangan, serta (3) meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Tingginya angka kemiskinan berpotensi menimbulkan terjadinya kriminalitas dan gejolak sosial.  Berbagai hasil pembangunan yang dicapai akan sia-sia apabila tidak dibarengi dengan keseimbangan populasi penduduk. Suatu wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi selalu mempunyai berbagai permasalahan sosial yang membuat kenyamanan hidup masyarakat terganggu.


Kelima permasalahan tersebut yang menjadi akar dari berbagai permasalahan yang melanda bangsa ini harus segera dicarikan solusi oleh segenap komponen bangsa.  Kalau tidak, tentu akan menjalar pada berbagai permasalahan lain yang akan semakin sulit diatasi.  Semoga bangsa ini dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Amin
Read More

Imam Ghazali tentang Pemimpin Kafir yang Adil

Tulisan ini dipicu oleh sejumlah reaksi negatif terhadap pernyataan "Lebih baik Pemimpin Kafir yang Adil ketimbang Pemimpin muslim yang zalim." Ada yang marah dan menganggap pernyataan itu menghina Islam. Enak aja bilang nggak ada pemimpin muslim yang adil, kata yang tersinggung. Menurut saya yang tersinggung dengan pernyataan itu dasarnya salah dalam penyimpulan. Akan saya uraikan nanti. Ada yang menolak pernyataan tersebut, karena yakin keadilan tak mungkin bisa muncul dari kekafiran. Orang beriman pasti adil, kafir pasti tak adil. Dan bukan hanya itu. Menurut mereka, ungkapan "pemimpin kafir yang adil lebih baik dari muslim yang zalim" itu dari... SYIAH. 

Bahkan menyebut ungkapan itu sebagai "racun Syiah". Tapi klaim tersebut lebih mencerminkan kebenciannya terhadap Syiah ketimbang kesimpulan ilmiah. Prasangka mendahului analisa. Taruhlah teks juga disebut-sebut oleh ulama Syiah, itu tidak lantas bisa disimpulkan Syiah biangkeroknya. Kenapa? Karena ungkapan yang kurang lebih sama ada juga di kitab-kitab sunni, seperti karya Ghazali. Bagaimana persoalan ini dirumuskan Ghazali dalam kitabnya Al-Tibrul Al-Masbuk fi Nasihatil Muluk? Al-Tibru al-Masbuk Ghazali berisi pedoman politik untuk penguasa/raja. 

Mirip Il Principe Machiavelli, tapi fokusnya lebih ke etika politik. Di situ Ghzali membahas tentang bagaimana agar suatu negara/kesultanan bisa tegak dan langgeng. Menurutnya, kata kuncinya satu: keadilan. Yang menarik, Ghazali banyak merujuk pada sosok Anushirwan, kaisar terakhir Imperium Sassanid (Persia kuno) sebagai model penguasa adil. Kenapa menarik? Anushirwan bukan penguasa muslim, tapi kafir. Jadi Penguasa kafir dijadikan model oleh Ghazali sebagai teladan raja yang adil. 
Dan Al-Ghazali menyitir sekurangya 3 hadits untuk mendukung pandangannya yang menempatkan penguasa kafir yang adil sebagai teladan. 

 Pertama hadits: Al mulku yabqa ma'al kufri, wa la yabqa ma'a al-zhulm. Arti hadits di atas: negara/kerajaan bisa bertahan langgeng dengan kekufuran, tapi tak bisa langgeng dengan kezaliman. Poin hadits tersebut: kriteria tegaknya suatu tatatan politik bukanlah iman atau kafir, melainkan adil atau zalim. Hadits kedua yang dirujuk Ghazali terkait Kaisar Anushirwan adalah ini. 

Hadits kedua: Nabi merasa bangga (iftakhara) karena masih "menangi" hidupnya Kaisar Persia yang terkenal adil tersebut, meski hanya dua tahun. Jadi dua tahun setelah Nabi lahir, Anushirwan wafat. Bangganya Nabi tersebut membuktikan Nabi mengakui keadilan Kaisar yang kafir tersebut. Sebelum mengutip hadits kedua, Ghazali bercerita, Sassanid yang beragama Majusi bisa langgeng ribuan tahun karena keadilan penguasa-penguasanya. Ghazali bertutur bagaimana keadilan penguasa Sassanid diwujudkan dalam dunia nyata, dirasakan rakyatnya, yang menjadikannya masyhur. 

Hadits ketiga yang dikutip Ghazali terkait Anushirwan adalah ini. Bunyi haditsnya: Ta'assaftu 'ala mauti arba'atin minal kuffar: 'ala mauti Anushirwan li 'adlihi, wa Hatim Al-Tha'i li sakha'ihi wa Umru'il Qays li syi'rihi, wa Abi Talib li birrihi. Kata Nabi: Saya berduka atas meninggalnya 4 orang kafir ini: Anushirwan karena adilnya, Hatim Al-Tha'i karena dermawannya, Umru'ul Qays karena puisi-puisinya, dan Abu Tahlib karena kebaikannya. 

Selain 3 hadits Nabi tersebut, Ghazali dalam uraiannya tentang keadilan sebagai pilar tatanan politik juga banyak menyitir kisah-kisah dan quote filsuf. Misalnya kisah-kisah tentang keadilan khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz, dan quote dari Socrates dan Aristoteles. Ghazali gonta ganti menuturkan kisah penguasa-penguasa muslim yang adil dan penguasa non muslim yang juga terkenal adil. Tak dibeda-bedakan. Kesimpulan yang bisa ditarik dari kitab Al-Tibru al-Masbuk: suksesnya tatanan politik ditentukan oleh keadilan penguasa, bukan imannya. Karena iman itu urusan si penguasa dengan Tuhan. 

 Sedang keadilan/kezalimannya yang langsung mengena pada rakyat. Selain itu, Anushirwan dijadikan sebagai model penguasa adil oleh Ghazali. Baginya, tak ada hubungan niscaya antara iman dan keadilan. Kepercayaan bahwa keadilan hanya bisa lahir dari iman, dan orang beriman tak mungkin tak adil justru berlawanan dengan fakta sejarah. Sejarah menunjukkan, pemimpin kafir banyak yang zalim, tapi banyak juga yang adil. Pemimpin Islam banyak yang adil, tapi banyak juga yang zalim. Pandangan bahwa keadilan yang jadi tolok ukur negara tidak khas Gazali. Nizamul Muluk dalam Siyasatnama juga berpendapat sama. Kedua-duanya sunni. 

Kalau dikaitkan dengan peristiwa sejarah yang dikutip untuk mendukung bahwa teks tersebut berasal dari Syiah, Ghazali dan Nizamul Muluk hidup seabad sebelum Bahdad jatuh. Taruhlah dialog Hulagu Khan dan Ulama Syiah yang dikutip itu bener-bener ada, itu terjadi seabad setelah Ghazali dan Nizamul Muluk. Jadi menurutku, melarikan ke Sunni- Syiah untuk tema ini ya terlalu mengada-ada, maksain. Apalagi sampai bilang itu sebagai "racun Syiah." Ungkapan "penguasa kafir yang adil lebih baik dari penguasa muslim yang zalim" itu bukannya menghina Islam, tapi menegaskan satu hal: Bahwa yang perlu dilihat dalam soal kepemimpinan dan pengaturan politik adalah apakah penguasanya adil atau zalim, bukan muslim atau kafir. 

Pandangan semacam inilah yang juga pernah ditegaskan KH. Sahal Mahfudz dalam tulisannya yang dimuat di buku Islam Nusantara. kata Mbah Sahal, muara utama syariah dalam soal di luar ranah ibadah, yakni sosial dan politik, adalah keadilan. Ya, KEADILAN. Tentang keadilan, Mbah Sahal mengutip Ibnu Taimiyyah dan Sayyidina 'Ali. 'Ali: negara bisa berdiri tegak dengan keadilan meski di bawah pemerintah kafir, dan hancur oleh kezaliman, meski pemerintahnya Islam. , Ibnu Taimiyyah: Allah akan menegakkan negara yang adil meski (negara) kafir), dan menghancurkan negara yang zalim meski (negara) muslim. Dengan perspektif 'Ali, Ghazali, Ibnu Taimiyyah itu kita memaknai "pemimpin kafir yang adil lebih baik dari pemimpin Islam yang zalim. Salam.
Read More