Friday, November 24, 2017

Rencana Regulasi Filipina untuk Melegalkan Cryptocurrency, Klasifikasi Sekuritas


Ada berita dari Asia Tenggara lagi nih, kali ini datang dari negara Filipina. Berbeda dari negara Asia Tenggara lainnya yang akan membuat regulasi tentang cryptocurrency yang membuat konsumen cryptocurrency menjadi terganggu. Rencana regulasi di Filipina akan melegalkan cryptocurrency di negara tersebut.

Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina yaitu Securities and Exchange Commission (SEC) telah mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk melegalkan penggunaan mata uang digital di negara tersebut dengan mengklasifikasikannya sebagai sekuritas. Langkah tersebut menyusul peraturan regulator keuangan untuk menerbitkan crypto di bawah kondisi seperti Bitcoin di awal 2017.

Manila Times melaporkan bahwa Komisaris SEC Emilio Aquino menyatakan dalam sebuah konferensi pers pada akhir November 2017 bahwa badan tersebut berencana untuk mempertimbangkan mata uang virtual sebagai sekuritas sehingga dapat diatur berdasarkan peraturan pemerintah negara tersebut.

"Arahnya adalah agar kita dapat mempertimbangkan hal ini yang disebut penawaran mata uang virtual sebagai sekuritas yang mungkin terjadi dimana kami akan menerapkan Kode Peraturan Sekuritas. Kegilaan yang meningkat dan meningkatnya popularitas seputar penawaran koin awal telah mendorong pihak berwenang untuk meletakkan peraturan baru untuk melindungi konsumen. "

Komisaris tersebut juga menyatakan bahwa agensi tersebut mendasarkan arahannya pada peraturan yang ada yang dilaksanakan oleh rekan-rekannya di Amerika Serikat, Malaysia, Thailand dan Hong Kong.

Perkembangan lain dalam penerapan kripto di Filipina

Menurut Aquino, SEC juga membahas persetujuan dan perizinan pertukaran mata uang digital di negara tersebut, yang akan diawasi oleh bank sentral negara Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP). Dia menambahkan bahwa bank sentral telah mendaftarkan dan menyetujui lima atau enam perusahaan yang akan beroperasi sebagai bursa kriptocurrency. Layanan pertukaran terbatas pada pemrosesan pengiriman uang ke luar dari pekerja Filipina di luar negeri (OFW).

Sementara itu, Gubernur BSP Nestor Espenilla Jr. mengklaim bahwa bank sentral mengadopsi pendekatan "open minded" dalam menangani isu-isu yang melibatkan teknologi keuangan (fintech) seperti mata uang digital.

Selain itu, deputi direktur BSP Melchor Plabasan menyatakan bahwa Bitcoin dan mata uang virtual lainnya adalah instrumen moneter dan investasi yang sangat layak dan risiko yang dapat dikelola.

"Jika Anda menginginkan sesuatu yang cepat, mendekati real-time dan nyaman, maka ada keuntungan menggunakan mata uang virtual seperti Bitcoin."