AKHLAK merupakan bentuk jamak dari kata khuluk (bhs Arab) yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara terminologi, Akhlak berarti perangai atau tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Perbedaan antara Akhlak, Moral dan Etika:
Dalam ETIKA, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio,
Dalam MORAL dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat),
Dalam AKHLAQ menggunakan ukuran al Qur’an dan al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.
PERANGAI sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.
BUDIPEKERTI dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio dan rasa.
RASIO mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.
RASA atau Perasaan hati itu sering disebut dengan nama “hati kecil” atau dengan nama lain yaitu “suara kata hati”, lebih umum lagi disebut dengan nama hati nurani. Suara hati selalu mendorong untuk berbuat baik yang bersifat keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan brusaha mencegah perbuatan yang bersifat buruk dan hina.
KARSA disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya berbeda dengan keinginan. Karsa yang berhubungan dengan rasio dan rasa. Keinginan lebih mendekati pada senang atau cinta, yang kadang-kadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada waktuyang sama. Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan.
Adapun kehendak muncul melalui sebuah proses sebagai berikut: (1) Ada stimulan kedalam panca indera; (2) Timbul keinginan-keinginan; (3) Timbul kebimbangan, proses memilih; (4) Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan; (5) Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan dilaksanakan.
Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang disebut dengan perbuatan budi pekerti.
Akhlak Baik, terdiri dari :
1. Jujur (Ash-Shidqu): adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang baik dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun oranglain.
2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi) adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara yang terpuji.
3. Malu (Al-Haya') adalah akhlak (perangai) seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk dan tercela,sehingga mampu menghalangi seseorang untuk melakukan dosa dan maksiat serta dapat mencegah seseorang untuk melalaikan hak orang lain.
4. Rendah hati (At-Tawadlu') adalah sifat pribadi yang bijak oleh seseoarang yang dapat memposisikan dirinya sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
5. Murah hati (Al-Hilmu) adalah suka (mudah) memberi kepada sesama tanpa merasa pamrih atau sekedar pamer.
6. Sabar (Ash-Shobr) adalah menahan atau mengekang segala sesuatu yang menimpa diri kita(hawa nafsu).