Hi! Teman semua, pada kesempatan kali ini Kami akan membagikan tentang pentingnya Typography dalam desain. Nah, langsung saja Kita lihat di bawah ini.
Pentingnya Typography dalam Desain
Mungkin orang-orang yang sudah ahli dan banyak makan asam garam dunia desain akan lebih fokus dalam hal konten dan filosofi dari sebuah desain grafis. Benar? Desain grafis ternyata bukan sekedar bagaimana memainkan warna dan layout tapi ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu Typography.
Apa itu Typography?
Menurut Wikipedia, Typography/Tipografi atau tata huruf merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Apa fungsi Typography?
Seperti telah dijelaskan dalam definisi di atas, typography mempunyai tujuan agar pembaca
mendapatkan kemudahan dan kenyamanan, baik itu dalam hal melihat kejelasan bentuk huruf (legibility) maupun keterbacaan (readability). Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
- Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.
- Penggunaan warna
- Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
- Jenis huruf
- Ukuran
- Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
- Kontras warna terhadap latar belakang
Ilmu Tipografi digunakan pada banyak bidang diantaranya desain grafis, desain web, percetakan, majalah, desain produk dll. Tipografi digunakan oleh para desainer untuk berkomunikasi dengan pembacanya secara visual agar maksud dari tulisan lebih mudah dipahami.
Klasifikasi Rupa huruf
Dalam beberapa literatur tipografi, rupa huruf dapat di golongankan dalam beberapa klasifikasi, yang berguna untuk mempermudah mengidentifikasi rupa huruf tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang umum dan sering dipakai, klasifikasi berdasarkan timeline sejarahnya dan fungsinya, rupa huruf digolongkan menjadi:
- Blackletter / Old English / Textura, berdasarkan tulisan tangan (script) yang populer pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman (gaya gothic) dan Irlandia (gaya Celtic).
- Humanis / Venetian, berdasarkan tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia. Disebut humanis karena goresannya seperti tulisan tangan manusia.
- Old Style, Rupa huruf serif yang sudah berupa metal type, gaya ini sempat mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
- Transitional, Rupa huruf serif, muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau “rupa huruf raja”, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV ).
- Modern / Didone, Rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad 17, menjelang zaman Modern.
- Slab serif / Egytian Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egytian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno.
- Sans-serif / Rupa huruf tanpa kait.
- Grotesque Sans-serif, muncul sebelum abad 20.
- Geometris Sans-serif, bentuk rupa hurufnya berdasarkan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran segi empat dan segitiga.
- Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusia.
- Display / dekoratif, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar.
- Script dan cursive, bentuknya menyerupai handwriting – tulisan tangan manusia. Script, hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive tidak.
- Roman/Serif pada awalnya adalah kumpulan huruf kapital seperti yang biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi, namun kemudian definisinya berkembang menjadi seluruh huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus kaku. Pengertian lain adalah: memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminim,
- Egyptian, atau populer dengan sebutan slab serif. Cirinya adalah kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
- Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
- Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
- Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Bagaimana agar membuat Typography lebih menarik pembaca?
Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan para pendesain grafis, antara lain:
Pertama: Jarak antar huruf.
Jangan sampai huruf-huruf tersebut terlihat terlalu renggang atau sangat mepet karena akan terkesan sesak. Tentukanlah jarak yang pas dan secukupnya.
Kedua: Jenis Font.
Pemakaian font yang tepat dapat membantu designer lebih mudah Meng-komunikasikan maksud dari desain tersebut.
Ketiga: Bold and Size.
Fitur ini dapat digunakan untuk menentukan bagian manakah yang paling penting dan ditonjolkan dari kalimat yang ada pada desain sehingga tujuan utama desain dapat tersampaikan.
Keempat: Jarak antarspasi.
Dalam satu paragraf tertentu, tentukan jarak yang sesuai agar para pembaca tidak cepat lelah ketika membaca paragraf yang panjang.
Kelima: Warna.
Tentukan warna yang menarik namun tidak terlalu menusuk mata.
Jangan lupa, susunan huruf juga harus tepat, agar tidak terjadi typo (Typographical Error) seperti gambar dibawah ini :
Uploaded By Haris HR.
Material By Hermon K.
SUMBER:
www.ruangfreelance.com
www.tugasdesaintgi.wordpress.com