Wednesday, December 20, 2017

Diabetes

Penyakit diabetes dikenal sebagai the silent killer (pembunuh terselubung), karena seringkali penderita tidak menyadari dirinya mengidap diabetes sampai terjadi komplikasi, baik yang ringan sampai berat.
Seseorang dikatakan terkena diabetes jika hasil pengecekan laboraturium kadar gula darah saat puasa (minimal 8 jam) melebihi 126 mg/dl  atau pengecekan gula darah sewaktu melebihi 200 mg/dl. Gejala awal yang dirasa bagi penderita diabetes antara lain adalah berat badan turun drastis, sering lapar, sering haus, sering pipis terutama di malam hari.
Penyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi komplikasi yang dihasilkan dari diabetes ini berupa gangguan pembuluh darah yang menyebabkan serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan sebagainya hingga berakhir dengan kematian.
Komplikasi dari diabetes ini bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia. Namun demikian, jika pasien diabetes bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, maka komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit ini bisa dicegah.
Hasil gambar untuk pankreas
Organ pankreas pada sistem pencernaan

1.  MENGENAL DIABETES
Diabetes merupakan penyakit degeneratif (kerusakan organ tubuh karena usia atau gaya hidup yang tak sehat), dimana sel-sel pankreas mengalami kemunduran yang sebelumnya aktif menjadi tidak aktif lagi, sehingga tidak memproduksi cukup insulin.
Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan manusia yang tugasnya memproduksi hormon dan enzim yang diperlukan dalam proses metabolisme.  Salah satu hormon yang diproduksi pankreas adalah insulin.
Insulin berfungsi mengikat glukosa dari darah dan memasukkan ke dalam sel-sel seluruh tubuh agar bisa digunakan sebagai energi pada semua aktifitas. Gula dalam darah berperan sangat penting sebagai sumber energi sel. Sisa gula dalam darah di ubah menjadi glikogendan disimpan di hati, otot dan jaringan lainnya. Glikogen dapat digunakan lagi menjadi glukosa jika dibutuhkan, misalnya pada saat kita berpuasa. 
Jadi penyakit diabetes adalah penyakit akibat terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah karena pankreas  tidak memproduksi insulin secara normal, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin (resistensi insulin). Akibatnya zat karbohidat (yang ada dalam makanan sehari-hari), tidak semuanya dapat diubah menjadi tenaga dan sisanya menumpuk dalam darah.
Pada makanan yang sehari-hari kita makan terdapat zat karbohidrat, protein dan lemak. Presentase karbohidrat pada makanan sekitar 60-70% sekaligus sebagai sumber utama energi (tenaga). Pada penderita diabetes, sebagian (besar) karbohidrat tidak dapat diubah menjadi tenaga. Karenanya penderita diabetes gampang sekali lelah akibat langsung dari persediaan energi yang terbatas.

Diabetes biasa ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Kisaran kadar gula yang normal bagi tubuh adalah:
·         Berpuasa selama 8 jam 
=
kurang dari 100 mg/dl  
·         Dua jam sesudah puasa  
=
120-150 mg/dl  
·         Sewaktu (sebelum makan)
=
80-120 mg/dl  
·         Dua jam sesudah makan  
=
130-180 mg/dl  
·         Menjelang tidur (malam) 
=
100-140 mg/dl  
Penyakit diabetes merupakan penyakit metabolik. Kebanyakan penyakit metabolik adalah karena faktor genetik atau keturunan, meski sebagian di antaranya disebabkan pola makan yg salah, racun, infeksi, dan sebagainya.
Menurut WHO (1995), Indonesia adalah pengidap diabetes urutan 7 terbanyak di dunia dengan angka 4,5 juta orang. Dan yang memprihatinkan, perkiraan pada tahun 2025 Indonesia naik peringkat ke urutan 5 dengan perkiraan penderita 12,4 juta.

2.  MACAM & PENYEBAB DIABETES
Berdasarkan penyebabnya diabetes dibedakan menjadi 2 macam yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang.  Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah. Atau bisa dikatakan tubuh tidak efektif menggunakan insulin.
Pasien diabetes tipe 1 umumnya memiliki perawakan kurus, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun obesitas. Walaupun itu tidak bisa jadikan sebagai patokan.
Karena penyebabnya berbeda, pengobatan kedua tipe diabetes ini juga tidak sama. Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dalam bentuk suntikan, sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi obat oral atau obat telan.

Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Lain halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat bisa dicegah, karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.
Dilihat dari perbandingan jumlah kasus, diabetes tipe 1 mencakup 10-15 persen dari jumlah seluruh pengidap diabetes. Jumlah kasus diabetes tipe 2 terutama di negara maju dan berkembang mencapai 85-90 persen dari seluruh pengidap diabetes semua tipe.

3.  BAHAYA DIABETES
Hingga saat ini, penyakit diabetes belum dapat disembuhkan. Tetapi keseimbangan kadar gula darah dapat dikontrol dan dikendalikan dengan mengubah pola makan, memperbaiki pola hidup dengan rajin berolah raga, dan mengonsumsi obat secara terartur.
Komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi akibat kadar glukosa darah tinggi antara lain penyakit jantungstrokeretinopati diabetes yang mempengaruhi penglihatan mata, gagal ginjal yang memerlukan dialisis, dan kurangnya sirkulasi darah di bagian tungkai yang mengharuskan dilakukannya amputasi.

Sistem pencernakan manusia

4.  OBAT DIABETES; METFORMIN & GLIMEPIRIDE
Meski secara medis diabetes tidak bisa disembuhkan, pengendalian kadar gula darah sangat penting agar penderita bisa melangsungkan hidup secara baik seperti manusia lain yang bukan penderita diabetes. 
Penderita diabetes tipe 2 umumnya akan membutuhkan obat-obatan untuk menjaga keseimbangan kadar gula darahnya.  Tujuan pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan keseimbangan kadar gula darah dan mengendalikan gejala untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Obat yang biasa direkomendasi dokter bagi penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 dan harus selalu siap sedia adalah Metformin. Selain itu juga ada obat tambahan yaitu Glimepiride bagi penderita diabetes bila kadar gula darahnya sudah tinggi (diatas 200 mg/dl  ).

a.   METFORMIN. Metformin merupakan obat pilihan pertama untuk penderita diabetes tipe 2. Dalam menurunkan kadar gula darah yang tinggi, metformin bekerja dengan cara:
·         meningkatkan sensitifitas tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri.
·         menghambat proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, serta
·         memperlambat penyerapan glukosa pada usus.
Dalam bekerja, obat ini membutuhkan insulin. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga tidak menyebabkan hipoglikemia.
Metfomrin sebaiknya dikonsumsi sesaat setelah makan atau setelah makan suapan pertama. Metformin dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Pada pengobatan diabetes dengan metformin yang dikombinasikan dengan sulfonilurea atau insulin, perlu dilakukan monitoring gula darah berkala karena kemungkinan hipoglikemia.
Efek samping umumnya dapat hindari bila metformin diminum bersama makanan, atau dosisnya dikurangi untuk sementara.

b.  GLIMEPIRID. Glimepirid adalah obat yang bekerja menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel Pankreas. Glimepirid memiliki efek samping hipogilkemi (anjloknya kadar gula darah menjadi di bawah normal), gangguan pencernaan, mual, dan anemia.
Glimepirid dikonsumsi sesaat sebelum atau pada saat sarapan. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi glimepirid disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Dan jangan menggandakan dosis glimepirid pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Dosis yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan. Adapaun dosis lazimnya adalah sebagai berikut:
·         Dosis awal: 1-2 mg sehari sekali secara oral.
·         Glimepirid harus diberikan dengan sarapan atau makan pertama Anda.
·         Dosis dapat ditingkatkan setelah 1-2 minggu sesuai hasil pemantauan.
·         Tidak melebihi 8 mg sehari.
Penggunaan glimepirid jangka panjang dapat menyebabkan hipoglikemia. Oleh sebab itu diperlukan titrasi dosis dengan memantau gejala hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) ataupun hiperglikemia(peningkatan kadar gula darah).
Jika mengalami gejala hipoglisemia (kadar gula darah terlalu rendah) seperti merasa lemas, pucat, jantung berdebar, penglihatan kabur, rasa lapar, dan gemetar, maka segera mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.
Tidak semua penderita diabetes boleh menggunakan obat Glimepirid, antara lain :
·         Penderita Diabetes melitus (DM) tipe I yang bergantung pada insulin.
·         Seseorang dengan gangguan fungsi hati atau gangguan ginjal.

·         Wanita hamil dan menyusui. 

5.  MEWASPADAI HIPERGLIKEMIA & HIPOGLIKEMIA
·               HIPERGLIKEMIA adalah kondisi dimana kadar gula darah terlalu tinggi, yaitu melebihi angka 200 mg/dl  . Tanda-tanda jika kadar gula darah terlalu tinggi adalah badan terasa lelah, nafsu makan menggila, bobot tubuh berkurang, sering merasa haus, dan sering buang air kecil.
Dan jika kadar gula darah telah melebihi 350 mg/dl  , gejala yang akan dirasakan adalah perasaan mudah gelisah, tingkat kesadaran menurun, sangat kehausan, penglihatan tidak jelas, dan pusing. Perubahan pada kondisi kulit juga dapat terlihat, seperti memerah, kering, dan terasa panas.  Selain itu, penderita juga bisa mengalami infeksi pada gigi dan gusi, masalah kulit, osteoporosis, gagal ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan penyakit kardiovaskular.
·               HIPOGLIKEMIA adalah kondisi dimana kadar gula darah terlalu rendah, yaitu di bawah 70 mg/dl  . Tanda-tanda jika kadar gula darah terlalu rendah adalah badan tiba-tiba terasa lemah atau gemetar, berkeringat dingin, muka pucat, detak jantung lebih cepat, merasa tidak enak badan, rasa mual, dan sedikit kebingungan.
Obat-obatan penurun kadar gula darah, seperti insulin atau obat anti-diabetes bila dikonsumsi terlalu banyak bisa membuat gula darah turun drastis. Hipoglikemia akan cepat terjadi jika insulin atau obat anti-diabetes tidak diiringi oleh asupan makanan yang cukup atau justru tidak makan sama sekali. Olahraga yang berlebihan juga bisa memicu kondisi ini.
Hipoglikemia bisa dibedakan menjadi 3. yakni: Hipoglikemia Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dl) ; Hipoglikemia Sedang (glukosa darah 40-50 mg/dl  ), dan ; Hipoglikemia Berat (glukosa darah <35 mg /dL).
Kondisi hipoglikemia sedang atau berat dapat menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Keadaan ini akan sangat membahayakan karena akan menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya. Gejalanya antara lain: sakit kepala, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda, perasaan seperti mau pingsan, serangan sinkop, dan bisa kehilangan kesadaran.
Apabila muncul gejala Hipoglikemia, maka hal-hal yang bisa dilakukan adalah segera mengkonsumsi 2 hingga 3 sendok gula pasir atau gula merah, atau meminum soda biasa ½ gelas (soda mengandung gula yang sagat tinggi). Sedangkan untuk para penderita gula darah yang sudah cukup parah sebaiknya untuk selalu membawa glucagon sebagai insulin pengganti gula yang tidak diproduksi oleh pancreas karena organ tersebut terganggu.

6.  BEKAL PENDERITA DIABETES
Bagi penderita diabetes mellitus, disamping harus melakukan program perawatan diabetes, seperti pengobatan, diet, dan olahraga rutin juga diharuskan melakukan tes gula darah rutin atau sesering mungkin.  Hal itu perlu dilakukan untuk memonitor kadar gula darah jangan sampai terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia). 
Bila kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) dan kondisi dibiarkan terus maka bisa membuat tubuh penderita lemas dan kemudian kehilangan kesadaran atau pingsan. Dan tentu situasi itu akan sangat berbahaya.  Oleh karenanya apabila penderita diabetes mengalami hipoglikemia, maka segera segera mengkonsumsi makanan atau minuman berkadar gula tinggi.
Maka sangat disarankan bagi penderita diabetes, kapanpun dan dimanapun berada (terutama bila mau melakukan perjalanan jauh atau kegiatan agak berat) untuk membekali diri setidaknya dengan 3 hal, yaitu:
·         Alat test kadar gula darah
·         Obat metformin dan glimiperide

·         Minuman manis dalam termos kecil, atau gula batu (gula pasir yang dikristalkan).